Rabu, 15 Agustus 2012

Caraku MencintaMu

Kedamaian hidup,
Begitulah yang diujarkan sang filsuf
Akan tujuan sebuah kata
Yang sering terpahami hanya sampai pangkal lidah
Begitulah tampaknya,
Itu bukanlah ceritera ceritera anak muda
Yang tengah mengadu nafsu
Melainkan sebuah rasa yang menggelegar terbenam di dalam jantung
Setiap detaknya menunjukkan kesetiaan yang tidak pernah terputus
Mengharap kedekatan denganMu

Rasa itu pun beranekaragam
Tidak begitu saja homogen
Sama rata oleh manusia manusia
Namun, terkadang mereka memaksa
Untuk menjadi satu

Ah, entahlah
Kata itu adalah cinta,
Yang sering dipahami sebagai sampul sebuah buku berwarna meriah
Namun, isinya masih putih kosong
Belum tergores pena

Entahlah,
Caraku mencintaMu ibarat buku bersampul polos yang tidak menarik sedikitpun,
Dengan isi berupa coretan coretan pena
Yang entah membuat orang lain merasa bingung

Di dalam buku itu, Aku hanya selalu menulis Maha Besar Engkau, Tuhanku


Refleksi akhir Ramadhan