Kamis, 26 Mei 2011

tapak untuk hijau biru

Kawan,
kita hanyalah manusia
yang berjalan menginjak tanah
menapak batu, dan
menjejak rumput
tapi
apakah kau merasakan
kegelisahan batu batu kali
kegelisahan rumput rumput berembun
kegelisahan kerbau yang berendam lumpur
kegelisahan sayap sayap perkasa
kegelisahan hijau dan biru
kegelisahan yang setiap waktu meledak
menyemburkan api
membakar kepolosan hati
menjadi arang arang asa
untuk membakar absurdnya kehidupan
kepala kepala tanpa akal
demi hijau birunya tanah batu yang kami tapak

bogor, 2 mar 2010

Rabu, 25 Mei 2011

Untuk Negriku 2

pagi di sebuah SD negri di sebuah dusun terpencil dengan ruang kelas mirip dengan kandang kambing. waktu sudah menunjukkan pukul 8.00 wib, seorang pak guru kelas 2, merangkap juga sebagai kepala sekolah, guru kelas 1 - 6, penjaga sekolah, dan tukang kebon mengajar sekitar 30 anak, sebuah jumlah yang tak pasti, kadang berkurang kadang bertambah. waktu itu adalah pelajaran tentang ppkn, pak guru menanyakan tentang cita-cita kepada anak didiknya.
"baik anak-anak, sekarang siapa yang berani menceritakan cita-cita besok kalau sudah besar?", tanya pak guru.
seluruh kelas hening seketika, karena nampaknya tidak ada anak yang berani mengacungkan tangan, sebuah tipikal sekolah pemerintah.
tiba-tiba selang beberapa detik, sebuah tangan kurus kecil hitam legam muncul diantara puluhan kepala yang tertunduk.
"pak guru, saya mau bercerita cita-cita saya besok kalau saya besar nanti", teriak kucrit dari bangku belakang pojok kanan.
"ya, kucrit silakan ceritakan pada teman-temanmu", jawab pak guru.
"kalau sudah besar nanti kucrit ingin......emmmm..........ini pak, kucrit ingin punya kekuatan seperti penyulap di film layar tancap kemarin malam, emmmmm, kucrit ingin sekali menyulap bapak-bapak berdasi di gedung yang bentuknya aneh itu pak, emmmm, gedung yang ada di tv balai desa kemarin pak, tahu kan pak, kucrit ingin sekali menyulapnya menjadi manusia berkepala tikus bermoncong babi pak, pasti lucu ya pak, hehehe" tegas kucrit tanpa malu-malu
"?????????????", ...................

Selasa, 24 Mei 2011

bola mata cahaya

untuk sepasang bola mata cahaya
selamat menyusuri setiap sudut gelap,
jejakkan cakar-cakarmu di hitamnya pasir putih
yang menghampar luas
acuhkan kilau fajar menjelang
tetaplah bersinar bola mata cahaya
walau mentari lebih menyilaukan
tetaplah bersinar bola mata cahaya
terang hanya sekejap
berkediplah,
dan selamat bercengkerama dengan sang bulan dan bintang

bogor, 29 maret 2011

Minggu, 22 Mei 2011

Geliat Pagi

pagi adalah kalimat kehidupan, bukan rengekan celepuk jantan
ribuan nyawa menindih jagad tak tahu dimana sang raga
aksara buta menuntun menghina tatapan sang batara surya
pagi bukanlah absurd
bukan pula nyanyian metafor tanpa kata, pagi adalah peregang kilatan asa
ketika nyawa bersinggungan dengan jiwa, maka aksara benar benar bermakna
tak ada lagi umpatan sunyinya kebun tebu
tak ada pula badai di seberang laut 

bogor, 1 nov 09

Sabtu, 21 Mei 2011

hilang sudah

jaman telah berubah, 
namun hanyalah sebuah hiperbola akal 
makhluk alam hanya tumbal kemajuan
tak ada lagi kebebasan yang dapat dipijak
mereka tenggelam dalam keriuhan dunia balas membalas, 
seperti gunung salak yang tertimbun pekatnya malam 
dan bagaikan hujan meteor orionid yang dikalahkan awan mendung
tak ada yang peduli, 
hanya humanisme-alam dengan jiwa jiwa hijau yang peduli
sebuah ironi di negri batara surya

bogor, 23 oct 09

hujan malam ini

ketika hujan menghempaskan kelam, 
hargailah 
karena dia adalah lampiasan cemoohan alam
laju airnya menghapus kerentaan bumi
derap rintiknya bubarkan mimpi mimpi buruk makhluk bumi tak berdaya

bogor, 1 nov 09

negriku dalam sebuah coretan

negriku ini amatlah miskin
tanah dan airnya bukanlah tanah gemah ripah loh jinawi seperti cerita buku buku anak sekolahan
negri ini miskin gunung, miskin laut, miskin hutan, miskin sungai
negri ini negri gersang
karena inilah negri miskin gagasan
namun, amatlah kaya lisan

apakah bangsa ini ramah?
tidak, sama sekali tidak
kapankah bangsa ini pernah ramah
senyum dan santun
itu hanya cerita penghibur anak anak sekolah
yang lelah menghadapi masa depan
lihatlah betapa chaos bangsa ini
kebhinnekaan hanyalah simbol belaka
suku, agama, ras dan golongan yang dipilih
oh betapa buruknya negri ini
betapa bodohnya bangsa ini
sungguh absurd nusantaraku

bogor, 26 september 2010