Selasa, 08 April 2014

Secuil Tulisan Untuk Hari Ini

NKRI itu menjembatani dan menaungi kebhinekaan masyarakat serta budayanya, itulah mengapa kebanggan itu masih ada di hati sampai saat ini. Hari ini republik kita mempunyai hajatan besar, yakni pemilihan umum calon legislatif, memilih mereka-mereka yang “layak” duduk di kursi empuk parlemen, banyak harapan masyarakat akan adanya kebangkitan republik di masa-masa mendatang. Namun, apakah republik ini akan bangkit, berdikari dan mengayomi kebhinekaan?, saya pribadi sangat meragukan masa depan republik dan bangsa ini.

Saat ini banyak sekali ormas dan partai politik yang dalam visi-misinya akan bekerja untuk rakyat serta menjaga persatuan dan keutuhan NKRI. Saya pribadi hanya menganggap ucapan mereka ada di tataran lidah dan bibir saja alias cuap-cuap, ucapan mereka belum terbenam di kalbu. Pengingkaran, ya, kata itu yang paling tepat ketika mereka dihadapkan kepada kekuasaan dengan sumber-sumber pendapatan yang berasal dari kekayaan negeri ini. Mereka akan dengan mudah membelot hanya untuk mengambil secuil demi secuil sumber-sumber kekayaan negeri ini untuk masuk ke kantong mereka pribadi dan kelompoknya. Apa yang diperjuangkan tak lain adalah harta duniawi.

Dalam hal partai politik, banyak janji-janji yang ditebarkan oleh calon-calon legislatif mereka selama masa kampanye. Entah itu benar atau tidak, hanya mereka dan Tuhan yang mengetahui. Lantas apa yang mereka perjuangkan?, saya sangat pesimis mereka mampu menjaga keutuhan NKRI. Lihat saja, kelompok bagi mereka adalah nomor satu, entah itu partai yang berjuluk nasionalis maupun religius. Bukankah seharusnya partai adalah kendaraan, dan Indonesia adalah tujuannya. Saya percaya terdapat banyak sekali sebenarnya manusia-manusia yang berjiwa Indonesia, tetapi mereka terbenam dalam keriuhan masalah di negeri sendiri, tidak ada kendaraan dan pengeras suara yang membawa suara mereka ke tingkatan yang lebih tinggi di negeri ini.

Banyak calon-calon legislatif yang mungkin kurang memahami akar pokok masalah negeri ini, mereka hanya berucap “pokoknya” dan “yang penting”, seperti “pokoknya untuk rakyat” atau “yang penting untuk rakyat”. Lantas rakyat yang manakah?, rakyat bukan saja di tempat dapil-dapil mereka saja. Rakyat Indonesia sangat besar jumlahnya, tentunya dengan keragaman yang sangat tinggi. Tidak bisa dipukul rata atau diseragamkan. Mereka harus bisa merasakan keanekaragaman itu dan bekerja dalam keanekaragaman. Mereka harus bekerja tidak hanya dengan mata saja, tetapi harus dengan mata batin.

Menurut saya pribadi, negeri ini membutuhkan orang-orang yang berjiwa Indonesia, khususnya nasionalis dengan tingkat spiritualitas yang tinggi. Banyak yang berucap “katanya”, nasionalisme sudah tidak dibutuhkan lagi bagi mereka yang beraliran paham-paham dari luar seperti dari tanah Arab atau kapitalis barat. Dalam pandangan saya, mereka itu seperti parasit yang menempel di tubuh makhluk hidup lain dan mereka adalah bahaya laten. Nasionalisme bukanlah sempit, bukanlah mendewakan negeri ini, tetapi nasionalisme memperkuat identitas dan jati diri kita sebagai bangsa besar, bangsa yang berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Spiritualitas lebih dalam maknanya dari religiusitas, mungkin saya menganggapnya religius hanya permukaan saja, saklek dengan tulisan-tulisan ayat yang tertera di kitab-kitab agama dan hanya berkutat dengan ritus-ritus biasa. Sedangkan yang spiritual adalah lebih baik lagi, dia lebih mengenal Tuhannya. Nasionalis dengan spiritualitas tinggi dalam pandangan saya adalah sangat dibutuhkan negeri ini supaya NKRI tidak bubar di tengah jalan.


Semoga hari ini menjadi tonggak sejarah NKRI untuk mendapatkan manusia-manusia yang tepat untuk mengurusi peradaban bangsa ini. Manusia-manusia yang mampu membuat terobosan dan inovasi terbaik bagi kemajuan bangsa ini, seluruh bangsa ini, dari Sabang sampai Merauke. Manusia-manusia yang menjaga keutuhan dan persatuan NKRI, dan membenamkan diri dalam ke-Bhineka-an. Manusia-manusia yang menjunjung tinggi Pancasila. Selamat untuk Indonesia, selamat melaksanakan pemilihan umum calon legislatif. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar