Senin, 09 Mei 2011

Sekali Lagi Tentang Sumberdaya alam Hayati

Indonesia di mata dunia dikenal sebagai megabiodiversity country. Hal ini disebabkan oleh kondisi Indonesia yang merupakan negara tempat terkonsentrasinya keanekaragaman hayati dunia. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak dalam lintasan distribusi keanekaragaman hayati benua Asia (Sumatera, Jawa, Kalimantan dan pulau-pulau disekitarnya), benua Australia (Papua dan pulau-pulau disekitarnya) dan wilayah peralihan Wallacea (Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara) sehingga Indonesia dikatakan sebagai salah satu kawasan pusat keragaman hayati yang terkaya di dunia. Indonesia mempunyai 25.000 spesies tumbuhan berbunga (10% dari tumbuhan berbunga dunia), 515 spesies mamalia (12% dari jumlah mamalia di dunia), 1500 spesies burung, 600 spesies reptilia dan 270 spesies amfibi.

Selain itu, adanya keanekaragaman hayati yang berlimpah juga telah memberi warna tersendiri bagi perkembangan budaya nusantara dimana budaya-budaya yang tumbuh telah melukiskan dengan baik keadaan alam nusantara. Indonesia adalah Salah satu contoh yang baik dari kawasan yang kaya akan  keanekaragaman hayati, negara-negara lain ataupun kawasan-kawasan lain juga tak kalah menariknya dengan Indonesia terutama kawasan Asia Tenggara yang lain, India, Afrika dan kawasan Amerika Latin yang telah memberi corak kehidupan bagi planet bumi. Hal ini disebabkan oleh kawasan-kawasan tersebut mempunyai iklim yang sama yaitu tropis dan sebagian kecil subtropis dimana daerah tropis adalah daerah yang mempunyai kekayaan hayati tebesar dan sebagai penopang kehidupan semua makhluk hidup di planet bumi. Kawasan tropis identik dengan hutan rimba yang lebat, fauna-fauna yang eksotik, wilayah yang hangat sepanjang tahun, pemandangan alam yang menakjubkan dan budaya yang menawan.

Akhir-akhir ini, isu lingkungan terbesar adalah hilangnya keanekaragaman hayati terutama di negara-negara tropis yang mempunyai keanekaragaman hayati terbesar. Kerusakan dan hilangnya keanekaragaman hayati sudah mencapai tingkat yang membahayakan dengan perkiraan apabila penebangan hutan terjadi terus menerus maka sekitar 5 – 10 % spesies yang ada di dunia akan punah setiap sepuluh tahun sampai 30 tahun mendatang. Ada beberapa hal yang menjadi penyebab kerusakan keanekaragaman hayati di Indonesia dan dunia, yaitu adanya pembalakan liar, pembangunan besar-besaran/mega proyek seperti pembuatan jalan raya yang menembus hutan ataupun kawasan konservasi, pembangunan bendungan/waduk secara besar-besaran yang mengambil sebagian atau seluruh kawasan konservasi dan kegiatan pertambangan di kawasan konservasi atau taman nasional serta adanya perkebunan yang menggantikan heterogenitas tanaman hutan.

Selain itu, penyebab kerusakan keanekaragaman hayati yang tak kalah hebatnya adalah kepentingan ekonomi dimana terjadi peningkatan kegiatan industri yang selama ini cenderung tidak ramah lingkungan. Kegiatan ekonomi selama ini yang terjadi di Indonesia dan belahan dunia yang lain hanyalah bertujuan untuk mengejar keuntungan sebesar-besarnya dengan cara eksploitasi alam dan lingkungan melalui peningkatan industrialisasi. Adanya kemajuan teknologi untuk mendukung kegiatan ekonomi suatu negara kadangkala dapat menyebabkan eksploitasi alam mengalami peningkatan, misalnya adalah upaya untuk menggantikan keanekaragaman menjadi keseragaman dan monokultur pada sektor kehutanan, perikanan, pertanian dan peternakan melalui penerapan revolusi hijau dalam bidang pertanian, revolusi putih dalam bidang perusahaan peternakan (perusahaan susu) dan revolusi biru dalam bidang perikanan. 

Kerusakan sumberdaya hayati di planet bumi akan terus berlanjut apabila belum ada kesadaran dari semua pihak, baik masyarakat ataupun pemerintah sebagai pembuat kebijakan. Laju kerusakan alam pun akan semakin meningkat seiring dengan konsep antroposentrisme yang selama ini dipegangg teguh oleh sebagian besar umat manusia. Untuk menghentikan kerusakan alam ini setidaknya diperlukan semangat manusia-manusia yang punya idealisme tinggi untuk menuarakan hak-hak alam, atau dalam kata lain diperlukan semangat masyarakat dunia yang berpegang kepada konsep ekosentrisme.

ditulis juga di wirakid.blogspot.com dan dickywibowo87.multiply.com

Pengakuan Hak Asasi Alam Melalui Animal Welfare

Pengakuan Hak Asasi Alam Melalui Animal Welfare

animal welfare atau yang lebih dikenal dengan kesejahteraan hewan dengan lima prinsipnya merupakan salah satu pengakuan manusia terhadap hak asasi di luar manusia. bebas dari rasa lapar dan haus, bebas dari ketidaknyamanan, bebas dari rasa sakit dan kesakitan, bebas dari takut dan ketakutan, bebas mengekspresikan tingkah laku normalnya, merupakan prinsip yang sangat menjunjung tinggi hak hewan sebagai sesama anggota dari alam. dari kondisi ini dapat ditarik garis bahwa alam juga mempunyai hak asasi. mungkin hal ini terlalu berlebihan bagi sebagian manusia.
menurut teori di sekolah, hak ada jika sudah melaksanakan kewajiban. alam mempunyai kewajiban "menaungi" kehidupan manusia, sehingga dengan mudahnya dapat disimpulkan bahwa setelah melaksanakan kewajibannya itu, alam mempunyai hak yang harus dihormati. sedangkan manusia merupakan makhluk yang sangat bergantung pada alam (lingkungan biotik dan abiotik), sehingga untuk mendapatkan kehidupan yang lebih selaras, manusia harus mengakui hak asasi alam.
mungkin saat ini masih banyak masyarakat yang belum mengakui hak asasi alam. kondisi ini mengibaratkan alam adalah budak dan manusia adalah majikan. di jaman dahulu, budak adalah golongan manusia yang tidak mempunyai hak sama sekali, sedangkan majikan adalah golongan manusia yang mempunyai hak, bahkan hak istimewa. tetapi setelah adanya piagam hak asasi manusia oleh PBB, semua manusia dinilai mempunyai hak asasi yang sama. pertanyaannya sekarang adalah apakah pengakuan hak asasi alam menunggu piagam seperti piagam hak asasi manusia?, atau menunggu bencana besar untuk mengakuai hak asasi alam.

Antara Tikus, Kucing dan Pinjal

biarkan tikus tikus itu menari salsa 
menjilat jilat taring kucing kucing garong 
kau pinjal, mengalahlah 
biarkan mereka bercengkrama 
dalam keintiman nan absurd 
kau pinjal, jika kau menjadi anjing kelak 
ikatlah mereka dalam karung gersang 
dan, 
buanglah mereka di lembabnya rawa hina 
sungguh, sebuah kenyataan yang abstrak 
untuk negri pewaris ragam dunia

bogor, 18 jan 2010

Wisata Konservasi

Bumi Indonesia sangat kaya akan sumber-sumber keindahan, baik itu keindahan yang diciptakan oleh manusia dalam bentuk seni maupun keindahan yang diciptakan oleh Tuhan yang berupa keindahan bentang alam Indonesia. Dari yang paling dekat yaitu Pulau Jawa dan Bali saja sudah mempunyai eksotika alam yang beitu menakjubkan, apalagi seluruh wilayah Indonesia. Bisa dikatakan kalau orang Indonesia begitu dimanja oleh kekayaan alamnya yang berlimpah sehingga tak jarang banyak manusia-manusia Indonesia yang terlena dengan keadaan ini. Sebagian besar sudah lupa bahwa kekayaan dan keanekaragaman hayati adalah titipan dari Tuhan yang harus dijaga demi kelangsungan hidup manusia di muka bumi ini. Menurut berita di media masa, keadaan yang terjadi saat ini adalah eksploitasi demi eksploitasi terhadap keanekaragaman hayati nusantara mewarnai Indonesia. Akibatnya banyak masalah yang muncul belakangan ini, tidak hanya punah dan semakin langkanya keanekaragaman fauna dan flora yang mungkin bagi sebagian besar masyarakat tidak dirasakan secara langsung, masalah lebih besar yang muncul adalah bencana alam dan yang lebih parah menurut ahli lingkungan adalah pemanasan global. Menghentikan kerusakan alam di Indonesia sepertinya masih sulit untuk diwujudkan apabila kepentingan ekonomi dan mungkin politik masih mewarnai pengelolan lingkungan hidup. Kawasan konservasi berupa taman nasional dan cagar alam mungkin solusi untuk menurunkan laju kerusakan lingkungan dan pencegah penurunan kualitas keanekaragaman hayati di Indonesia.

Begitu banyak kawasan konservasi di negri ini diharapkan mampu menjaga kelestarian keanekaragaman hayati di dalamnya serta kehidupan sosial budaya masyarakat yang hidup di sekitarnya. Di Pulau Jawa yang tercatat sebagai pulau terpadat di Indonesia mempunyai banyak taman nasional dan cagar alam, namun masalahnya terletak pada luasan wilayahnya yang menurut ahli masih dirasa kurang untuk ukuran pulau Jawa dan kawasan tersebut masih terpecah-pecah sehingga wilayah jelajah satwa liar menjadi terbatas, hal ini dikhawatirkan dapat menyebabkan kepunahan dari satwa tersebut.

Dari ujung barat sampai ujung timur pulau Jawa mempunyai banyak taman nasional dengan beragamnya bentang alam sampai keanekaragaman hayatinya. Di bagian barat pada umumnya mempunyai kondisi iklim yang lebih basah dan bagian timur dari pulau Jawa mempunyai iklim yang lebih kering. Selain itu berbagai satwa endemik ataupun satwa maskot di suatu kawasan taman nasional telah menjadikan kawasan tersebut sangat berarti bagi tempat tinggal terakhir satwa-satwa tersebut. Menurut UU No. 5 tahun 1990, taman nasional adalahkawasan pelesatarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Dengan melihat definisi tersebut maka alangkah baiknya wisata alam lebih diarahkan untuk mengunjungi kawasan taman nasional, karena selain wisata atau rekreasi, pengetahuan akan pentingnya konservasi pun akan tertanam dalam hati. Bagi para penikmat burung, kawasan taman nasional juga menawarkan eksotisme burung-burung liar yang mungkin tidak dijumpai di kawasan lain, sehingga tak jarang kawasan ini mempunyai program bird race atau kompetisi pengamatan burung. Atau untuk penikmat tantangan alam, kawasan taman nasional juga sangat menawarkan tantangan alam yang sangat menakjubkan. Kunjungan ke taman nasional dapat dijadikan ajang untuk mendukung visit indonesia year 2010 dan tentunya mendukung pelestarian alam di Indonesia.

ditulis juga di dickywibowo87.multiply.com 

Minggu, 08 Mei 2011

makhluk bersayap di pagi hari

pagi di negeri mata angin
senyum delapan penjuru menyambut metafora kehidupan
pijakan bagi jutaan makhluk sejati, terbang dan mengepak, teman sejati sang batara surya
menjadikan mukti di negeri mata angin
itulah makhluk sejati, hanya batara surya yang tahu
namun akal tak sampai kesana,
pembantaian adalah masuk akal, sungguh betapa bodohnya akal
kepakan sayap akan berubah menjadi tepukan tangan


bogor, 17 oct 09

betet jawa dan kampus hijau

"kekekek" suara parau dan ributnya kepakan sayap betet jawa (Psittacula alexandri alexandri) yang terbang rendah dan cepat saat ini sudah jarang dijumpai di kampus hijau ipb dramaga. sekitar setahun yang lalu, satwa ini masih dengan mudahnya ditemui di pohon-pohon sengon (Paraserianthes falcataria) yang tersebar di kampus ipb, bahkan beberapa diantaranya ditemukan sarang aktif. Namun, data yang dihimpun dari kegiatan birdwatching dua tahun lalu belum menunjukkan jumlah pasti populasi betet yang menghuni lingkungan kampus ipb. kemungkinan saat ini populasi betet di lingkungan ipb mengalami penurunan. hal ini mungkin saja disebabkan oleh perubahan habitat, misalnya adalah pengurangan vegetasi sengon di ipb dramaga. pengurangan ini pun bukan tanpa alasan, salah satu alasan adalah aktivitas pengembangan dan pembangunan gedung baru.
meskipun betet tersebar di asia tenggara yang meliputi semenanjung malaya, sumatera, jawa, bali, kangean, dan kalimantan selatan. keberadaan betet di lingkungan kampus ipb menandakan bahwa keanekaragaman hayati di kawasan tersebut masih tergolong cukup tinggi, sehingga dapat dikatakan bahwa lingkungan kampus ipb merupakan kawasan pemelihara keanekaragaman hayati di wilayah dramaga atau bogor barat.
betet jawa termasuk satwa liar yang dengan status vulnerable menurut IUCN dan masuk ke dalam daftar CITES appendix II. sangat disayangkan apabila populasi betet di kawasan kampus ipb mengalami penurunan atau menghilang sama sekali, hal ini akan menambah daftar panjang satwa liar yang punah. 

gambar diambil dari McKinnon (1990)

ditulis juga di dickywibowo87.multiply.com

ASEAN Saat Ini

Terlepas dari hasil 18th ASEAN Summit di Jakarta, ASEAN yang telah berumur kira-kira hampir 44 tahun tampaknya belum pernah dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat bangsa-bangsa anggota ASEAN (Association of South East Asian Nations). Selama kurun waktu tersebut, ASEAN hanyalah kepunyaan dan urusan elit-elit pemerintahan atau gologan elit tertentu saja. Masyarakat bangsa-bangsa anggota ASEAN yang sebenarnya merupakan inti dari perhimpunan tersebut masih berperan sebagai pemain figuran saja. Kondisi ini mungkin dapat terlihat dari sedikitnya masyarakat yang mebgetahui apa itu ASEAN, hal ini mengindikasikan tidak adanya aliran manfaat ke masyarakat umum.

Sebenarnya masyarakatlah yang mempunyai aktivitas sosial budaya, dan sosial budaya selalu disebut-sebut sebagai salah satu unsur pembentukan ASEAN. Unsur sosial budaya lah yang dapat menyatukan seluruh masyarakat ASEAN karena masyarakat ASEAN mempunyai kesamaan dalam hal sosial budaya, sehingga masyarakatlah yang harus terlibat dalam komunitas ASEAN. Sebuah komunitas mempunyai makna kumpulan yang besar, dan kumpulan yang besar tersebut merujuk pada masyarakat ASEAN. Apalagi sebentar lagi akan dicanangkan ASEAN Community. ASEAN haruslah menjadi kebanggaan masyarakatnya dan menjadi suatu komunitas yang merakyat. ASEAN jangan hanya menjadi seremonial golongan elit-elit tertentu. ASEAN adalah milik masyarakat ASEAN.

Mungkin acara-acara yang melibatkan peran pemuda ASEAN seperti yang sudah terlaksana dapat ditingkatkan lagi frekuensi dan intensitasnya, sehingga manfaat ASEAN dengan sendirinya akan mengalir ke masyarakat-masyarakat umum. Tidak hanya itu saja, "budaya" masyarakat ASEAN harus didukung dan ditingkatkan.