Minggu, 30 Oktober 2011

Ceruk Langit

Untuk selapis langit,
Patuh menapaki jenjang hiruk kisah
Mencerca celah celah terang, lantaran pijar liarnya menerkam buas sisa sisa jaman

Ah, itu langit telah bertambah lapis
Ini langit bertambah lagi lapisnya
Bukanlah sebuah eksponen
Ini lapis tak bisa dijumlahkan

Kala kelam menyelinap diantara lapisnya
Setitik sinarnya menjejali lima indera
Berulang lagi, samar samar nampak sebuah ceruk
Ceruk legam yang hanya membayang tanpa bisa tertangkap oleh panca indera
Tidak begitu lapang, entah dangkal atau dalam
Hanya dua sosok pinggir ceruk yang paham
Diam dan diam
Terlihat menunggu yang ditunggu

Ah, itu ceruk, ceruk dari langit
Membayangi letihnya imaji imaji liar
Ceruk langit yang menusuk kalbu tiap tiap bertambahnya lapis langit
Ini waktu biarlah jiwa bertamu ke dalam ceruk lukisan langit
Berbicang dengan setiap sisinya
Ah, ceruk dari langit

Bintaro, 20/10/11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar