Minggu, 30 Oktober 2011

Tentang Nasib Manusia

Seorang bijak pernah berkata, "nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, yang tersial adalah umur tua. Berbahagialah yang mati muda". Sebuah kutipan yang patut dimaknai. Mereka yang tidak dilahirkan, mereka tidak akan pernah menginjak carut-marut tatanan dunia ini lantaran mereka tidak pernah ada, bahkan ruhnya pun tidak pernah dikenal, Tuhan tidak menciptakan mereka. Mereka yang dilahirkan tapi mati muda, mereka berkesempatan menapaki belukar kering dan bahkan merekalah yang punya kesanggupan menghijaukan kembali atau justru membakarnya. Bisa dikatakan itulah "karya" mereka, entah positif atau negatif. Mereka berkarya lalu mereka mati, itulah keberuntungan seumur hidup. Menyumbangkan karya hidup mereka untuk secuil perubahan kesemrawutan tatanan dunia sedangkan mereka tidak menikmatinya, sungguh keikhlasan yang luar biasa. Mereka tidak akan berputar dalam karma hidup lantaran putaran itu akan terkunci dalam suatu titik
kematian, sang Pencipta menyelamatkan mereka dari roda tersebut. Namun, apabila tak ada karya hidup, bisa dikatakan mereka lebih kurang beruntung dari mereka yang berkarya hidup, walaupun sama-sama terselamatkan dari roda tanpa henti. Sedangkan, mereka yang berumur tua, mereka lebih sial dan bisa dikatakan sial yang berlebihan, mungkin mereka akan ikut dalam perputaran karma hidup, sungguh mengerikan, ketika awal menjadi akhir. Berbahagialah mereka yang mati muda dengan secuil karya hidup untuk dunia yang lebih baik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar