Tampilkan postingan dengan label coretan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label coretan. Tampilkan semua postingan

Senin, 30 Mei 2011

Creative Writing

"Creative Writing" Cerpen dan Novel menurut AS Laksana (2006)
1.   Mendekatkan  tangan dengan otak
2.   Action
3.   Menulis buruk
4.   Menulis cepat
5.   Strategi tiga kata
6.   Jangan menulis sekaligus mengedit
7.   Show, don't tell
8.   Mengkongkretkan konsep-konsep abstrak
9.   Deskripsi dengan lima indera
10. Cerita dan karakter
11. Mengakrabi karakter
12. Menyeberangi arus dengan plot
13. Dialog
14. Sudut penceritaan (point of view)
15. Suara intim dalam cerita
16. Konstruksi
17. Paragraf pembuka
18. Mengatur gerak cerita
19. Sampaikan sekali saja, dengan tepat
20. Menghidupkan bahasa dengan metafora
21. Disiplin
22. Bacalah!
23. Membaca kamus

Rabu, 25 Mei 2011

Untuk Negriku 2

pagi di sebuah SD negri di sebuah dusun terpencil dengan ruang kelas mirip dengan kandang kambing. waktu sudah menunjukkan pukul 8.00 wib, seorang pak guru kelas 2, merangkap juga sebagai kepala sekolah, guru kelas 1 - 6, penjaga sekolah, dan tukang kebon mengajar sekitar 30 anak, sebuah jumlah yang tak pasti, kadang berkurang kadang bertambah. waktu itu adalah pelajaran tentang ppkn, pak guru menanyakan tentang cita-cita kepada anak didiknya.
"baik anak-anak, sekarang siapa yang berani menceritakan cita-cita besok kalau sudah besar?", tanya pak guru.
seluruh kelas hening seketika, karena nampaknya tidak ada anak yang berani mengacungkan tangan, sebuah tipikal sekolah pemerintah.
tiba-tiba selang beberapa detik, sebuah tangan kurus kecil hitam legam muncul diantara puluhan kepala yang tertunduk.
"pak guru, saya mau bercerita cita-cita saya besok kalau saya besar nanti", teriak kucrit dari bangku belakang pojok kanan.
"ya, kucrit silakan ceritakan pada teman-temanmu", jawab pak guru.
"kalau sudah besar nanti kucrit ingin......emmmm..........ini pak, kucrit ingin punya kekuatan seperti penyulap di film layar tancap kemarin malam, emmmmm, kucrit ingin sekali menyulap bapak-bapak berdasi di gedung yang bentuknya aneh itu pak, emmmm, gedung yang ada di tv balai desa kemarin pak, tahu kan pak, kucrit ingin sekali menyulapnya menjadi manusia berkepala tikus bermoncong babi pak, pasti lucu ya pak, hehehe" tegas kucrit tanpa malu-malu
"?????????????", ...................

Senin, 16 Mei 2011

Jawa, Pulau Eksotik Penuh Misteri

Jawa atau orang asing menyebutnya "java", merupakan sebuah pulau yang terletak di gugusan kepulauan sunda besar dan Jawa adalah pulau terpadat di dunia. Begitulah ungkap data statistik. Pulau Jawa ternyata menyimpan eksotisme tersendiri disamping padatnya populasi manusia, Pulau ini menyimpan suatu budaya tradisi yang tinggi serta sejarah yang belum terkuakm serta Jawa adalah salah satu pulau di muka bumi yang mempunyai kearifan lokal yang tinggi dan nilai-nilai spiritual yang tinggi. Eksotik dan misterius, begitulah kata yang tepat untuk menggambarkan pulau jawa masa lalu, masa sekarang, dan masa depan. Jawa menyimpan peradaban manusia yang sangat penting bagi indonesia dan juga dunia, bahkan yang lebih penting belum terekspose ke dalam buku-buku sejarah. Jawa dengan wilayah yang tidak seluas wilayah china atau india ternyata menyimpan peradaban yang tidak kalah pentingnya, mulai dari peradaban yang disebut prasejarah dengan peradaban tinggi sampai peradaban sejarah yang sangat menawan dan kadang penuh intrik. Berbagai kerajaan-kerajaan kuno telah menghiasi indahnya kehidupan pulau jawa, diantaranya adalah tarumanegara, mataram kuno, singhasari, kediri, majapahit, pajajaran, kalingga, demak, dan kerajaan-kerajaan kecil lainnya. Peradaban dari kerajaan-kerajaan tersebut telah menghasilkan budaya besar di tanah jawa dan menjadikan tanah jawa sebagai tanah yang kaya akan "harta sejarah", misalnya candi-candi yang banyak tersebar di pulau jawa yang menjadikan pulau jawa dikenal sebagai pulau seribu candi, mulai candi yang bercorak hindu, budha, atau hindu-budha dengan ciri khas jawa. Selain itu, masih banyak kekayaan sejarah lain yang masih belum terungkap karena masih terpendam di tanah jawa.

Sejarah yang belum terungkap sepertinya masih mengambil sebagian porsi sejarah yang belum terungkap. Jawa adalah pengambil porsi besar sejarah dunia. Sejarah yang belum terungkap inilah yang menjadikan pulau jawa sebagai pulau misterius, layaknya Atlantis yang menjadi legenda, pulau Jawa adalah Atlantis sebenarnya. Kemisteriusan pulau Jawa nampaknya telah mengundang bangsa-bangsa barat kala itu untuk datang menemukan sesuatu yang tersembunyi. Jika di buku sejarah, kedatangan bangsa barat ke negara-negara terutama di timur jauh dengan membawa tujuan 3G (Gold, Glory, Gospel), tetapi untuk pulau jawa sendiri kemungkinan terdapat suatu tujuan yang masih disembunyikan oleh bangsa-bangsa barat sendiri, yaitu kemungkinan pencarian kejayaan peradaban tinggi masa lampau.

Selasa, 10 Mei 2011

Sakitnya Bumiku

Gali-gali terus, tebang-tebang terus. Sebuah fenomena yang lazim ditemui di Indonesia, rasa-rasanya juga tidak hanya di Indonesia tetapi hampir di seluruh muka bumi. Gali tambang, tidak peduli kawasan apa yang dieksploitasi, asal uji ilmiah mengatakan ada dan melimpah, serta ada modal besar sebagai pelicin dan sedikit lobi-lobi, maka tinggal gali. Taman nasional, hutan lindung, cagar alam, atau kawasan konservasi lainnya bukanlah masalah, yang penting bahan tambang berlimpah di dalamnya, gali terus sampai habis, benar-benar habis, setelah itu cari kawasan lain yang masih berlimpah bahan tambangnya. Lalu gali lagi dan lagi, sedot sampai benar-benar habis dan tinggalkan begitu saja. Rehabilitasi kawasan, nampaknya hanya sebuah slogan-slogan usang. Rehabilitasi butuh dana besar, daripada perusahaan rugi lebih baik tidak usah, urusan dengan pemerintah mudah diselesaikan dengan sedikit uang, sedikit uang dari hasil tambang yang tidak membuat perusaahn merugi. Uang datang, pejabat pemerintah senang, rehabilitasi kawasan menjadi sesuatu yang terlupakan, biarkan menjadi gurun seperti daratan-daratan Afrika.

Tebang terus, asal hutan masih luas. Tidak peduli hutan kawasan konservasi, yang penting kayu berlimpah, uang datang dan kantong menebal. Urusan ijin nampaknya semudah membalikkan telapak tangan sendiri, hanya butuh uang dan lobi, dan hasilnya pejabat pemerintah pun mangangguk tanda setuju. Tebang terus, tidak peduli berapa ratus atau ribu organisme yang mati bahkan punah, tidak peduli bumi semakin panas dan banyak bencana. Jika hutan habis, tinggal mencari kawasan lain yang siap ditebang. Jika habis benar-benar habis maka mungkin mereka si perusahaan penebang kayu akan beralih kerja menjadi penambangan pasir. Kok bisa apa hubungannya?, ternyata karena hutan habis, kawasan menjadi tanah gersang dan mungkin berpasir. Tinggal menambang pasir, dan ijin silakan diselesaikan dengan sedikit uang dan lobi-lobi lagi. Keruk terus sampai dalam, dan dalam lagi. Tinggal menunggu digenangi air dan akhirnya tenggelam. Tragisnya beberapa tahun ke depan peta Indonesia hilang, benar-benar kosong. Tidak ada gugusan tujuh belas ribu pulau.

Ironis sekali, saat bumi bertambah umurnya, justru "digerogoti" penyakit. Penyakit yang dibuat-buat oleh bakteri-bakteri jahat atau dengan istilah penghuni bumi yang berpikiran dan bertindakan seperti bakteri patogen, merusak dan merusak demi keuntungan mereka (simbiosis parasitisme). Kasihan sekali, sudah tua menanggung beban penyakit yang sulit disembuhkan. Apabila pada makhluk hidup, untuk mengatasi bakteri patogen dibutuhkan antibiotika yang mampu menonaktifkan bakteri, apakah tepat untuk menyembuhkan bumi yang sedang sakit diberikan "obat" untuk "menonaktifkan" manusia-manusia perusak. Nampaknya obat tersebut adalah kebijakan-kebijakan seputar lingkungan, namun nampaknya "obat" tersebut sudah tidak ampuh dan bakterinya (manusia-manusia perusak) pun sudah mempunyai resistensi. Sehingga diperlukan "obat" yang ampuh yang mampu mengganjar pelaku penyebab sakitnya bumi.

Senin, 09 Mei 2011

Wisata Konservasi

Bumi Indonesia sangat kaya akan sumber-sumber keindahan, baik itu keindahan yang diciptakan oleh manusia dalam bentuk seni maupun keindahan yang diciptakan oleh Tuhan yang berupa keindahan bentang alam Indonesia. Dari yang paling dekat yaitu Pulau Jawa dan Bali saja sudah mempunyai eksotika alam yang beitu menakjubkan, apalagi seluruh wilayah Indonesia. Bisa dikatakan kalau orang Indonesia begitu dimanja oleh kekayaan alamnya yang berlimpah sehingga tak jarang banyak manusia-manusia Indonesia yang terlena dengan keadaan ini. Sebagian besar sudah lupa bahwa kekayaan dan keanekaragaman hayati adalah titipan dari Tuhan yang harus dijaga demi kelangsungan hidup manusia di muka bumi ini. Menurut berita di media masa, keadaan yang terjadi saat ini adalah eksploitasi demi eksploitasi terhadap keanekaragaman hayati nusantara mewarnai Indonesia. Akibatnya banyak masalah yang muncul belakangan ini, tidak hanya punah dan semakin langkanya keanekaragaman fauna dan flora yang mungkin bagi sebagian besar masyarakat tidak dirasakan secara langsung, masalah lebih besar yang muncul adalah bencana alam dan yang lebih parah menurut ahli lingkungan adalah pemanasan global. Menghentikan kerusakan alam di Indonesia sepertinya masih sulit untuk diwujudkan apabila kepentingan ekonomi dan mungkin politik masih mewarnai pengelolan lingkungan hidup. Kawasan konservasi berupa taman nasional dan cagar alam mungkin solusi untuk menurunkan laju kerusakan lingkungan dan pencegah penurunan kualitas keanekaragaman hayati di Indonesia.

Begitu banyak kawasan konservasi di negri ini diharapkan mampu menjaga kelestarian keanekaragaman hayati di dalamnya serta kehidupan sosial budaya masyarakat yang hidup di sekitarnya. Di Pulau Jawa yang tercatat sebagai pulau terpadat di Indonesia mempunyai banyak taman nasional dan cagar alam, namun masalahnya terletak pada luasan wilayahnya yang menurut ahli masih dirasa kurang untuk ukuran pulau Jawa dan kawasan tersebut masih terpecah-pecah sehingga wilayah jelajah satwa liar menjadi terbatas, hal ini dikhawatirkan dapat menyebabkan kepunahan dari satwa tersebut.

Dari ujung barat sampai ujung timur pulau Jawa mempunyai banyak taman nasional dengan beragamnya bentang alam sampai keanekaragaman hayatinya. Di bagian barat pada umumnya mempunyai kondisi iklim yang lebih basah dan bagian timur dari pulau Jawa mempunyai iklim yang lebih kering. Selain itu berbagai satwa endemik ataupun satwa maskot di suatu kawasan taman nasional telah menjadikan kawasan tersebut sangat berarti bagi tempat tinggal terakhir satwa-satwa tersebut. Menurut UU No. 5 tahun 1990, taman nasional adalahkawasan pelesatarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Dengan melihat definisi tersebut maka alangkah baiknya wisata alam lebih diarahkan untuk mengunjungi kawasan taman nasional, karena selain wisata atau rekreasi, pengetahuan akan pentingnya konservasi pun akan tertanam dalam hati. Bagi para penikmat burung, kawasan taman nasional juga menawarkan eksotisme burung-burung liar yang mungkin tidak dijumpai di kawasan lain, sehingga tak jarang kawasan ini mempunyai program bird race atau kompetisi pengamatan burung. Atau untuk penikmat tantangan alam, kawasan taman nasional juga sangat menawarkan tantangan alam yang sangat menakjubkan. Kunjungan ke taman nasional dapat dijadikan ajang untuk mendukung visit indonesia year 2010 dan tentunya mendukung pelestarian alam di Indonesia.

ditulis juga di dickywibowo87.multiply.com 

Minggu, 08 Mei 2011

betet jawa dan kampus hijau

"kekekek" suara parau dan ributnya kepakan sayap betet jawa (Psittacula alexandri alexandri) yang terbang rendah dan cepat saat ini sudah jarang dijumpai di kampus hijau ipb dramaga. sekitar setahun yang lalu, satwa ini masih dengan mudahnya ditemui di pohon-pohon sengon (Paraserianthes falcataria) yang tersebar di kampus ipb, bahkan beberapa diantaranya ditemukan sarang aktif. Namun, data yang dihimpun dari kegiatan birdwatching dua tahun lalu belum menunjukkan jumlah pasti populasi betet yang menghuni lingkungan kampus ipb. kemungkinan saat ini populasi betet di lingkungan ipb mengalami penurunan. hal ini mungkin saja disebabkan oleh perubahan habitat, misalnya adalah pengurangan vegetasi sengon di ipb dramaga. pengurangan ini pun bukan tanpa alasan, salah satu alasan adalah aktivitas pengembangan dan pembangunan gedung baru.
meskipun betet tersebar di asia tenggara yang meliputi semenanjung malaya, sumatera, jawa, bali, kangean, dan kalimantan selatan. keberadaan betet di lingkungan kampus ipb menandakan bahwa keanekaragaman hayati di kawasan tersebut masih tergolong cukup tinggi, sehingga dapat dikatakan bahwa lingkungan kampus ipb merupakan kawasan pemelihara keanekaragaman hayati di wilayah dramaga atau bogor barat.
betet jawa termasuk satwa liar yang dengan status vulnerable menurut IUCN dan masuk ke dalam daftar CITES appendix II. sangat disayangkan apabila populasi betet di kawasan kampus ipb mengalami penurunan atau menghilang sama sekali, hal ini akan menambah daftar panjang satwa liar yang punah. 

gambar diambil dari McKinnon (1990)

ditulis juga di dickywibowo87.multiply.com

ASEAN Saat Ini

Terlepas dari hasil 18th ASEAN Summit di Jakarta, ASEAN yang telah berumur kira-kira hampir 44 tahun tampaknya belum pernah dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat bangsa-bangsa anggota ASEAN (Association of South East Asian Nations). Selama kurun waktu tersebut, ASEAN hanyalah kepunyaan dan urusan elit-elit pemerintahan atau gologan elit tertentu saja. Masyarakat bangsa-bangsa anggota ASEAN yang sebenarnya merupakan inti dari perhimpunan tersebut masih berperan sebagai pemain figuran saja. Kondisi ini mungkin dapat terlihat dari sedikitnya masyarakat yang mebgetahui apa itu ASEAN, hal ini mengindikasikan tidak adanya aliran manfaat ke masyarakat umum.

Sebenarnya masyarakatlah yang mempunyai aktivitas sosial budaya, dan sosial budaya selalu disebut-sebut sebagai salah satu unsur pembentukan ASEAN. Unsur sosial budaya lah yang dapat menyatukan seluruh masyarakat ASEAN karena masyarakat ASEAN mempunyai kesamaan dalam hal sosial budaya, sehingga masyarakatlah yang harus terlibat dalam komunitas ASEAN. Sebuah komunitas mempunyai makna kumpulan yang besar, dan kumpulan yang besar tersebut merujuk pada masyarakat ASEAN. Apalagi sebentar lagi akan dicanangkan ASEAN Community. ASEAN haruslah menjadi kebanggaan masyarakatnya dan menjadi suatu komunitas yang merakyat. ASEAN jangan hanya menjadi seremonial golongan elit-elit tertentu. ASEAN adalah milik masyarakat ASEAN.

Mungkin acara-acara yang melibatkan peran pemuda ASEAN seperti yang sudah terlaksana dapat ditingkatkan lagi frekuensi dan intensitasnya, sehingga manfaat ASEAN dengan sendirinya akan mengalir ke masyarakat-masyarakat umum. Tidak hanya itu saja, "budaya" masyarakat ASEAN harus didukung dan ditingkatkan.

Sabtu, 07 Mei 2011

Sekali Lagi Tentang Sumberdaya Alam Hayati

Indonesia di mata dunia dikenal sebagai megabiodiversity country. Hal ini disebabkan oleh kondisi Indonesia yang merupakan negara tempat terkonsentrasinya keanekaragaman hayati dunia. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak dalam lintasan distribusi keanekaragaman hayati benua Asia (Sumatera, Jawa, Kalimantan dan pulau-pulau disekitarnya), benua Australia (Papua dan pulau-pulau disekitarnya) dan wilayah peralihan Wallacea (Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara) sehingga Indonesia dikatakan sebagai salah satu kawasan pusat keragaman hayati yang terkaya di dunia. Indonesia mempunyai 25.000 spesies tumbuhan berbunga (10% dari tumbuhan berbunga dunia), 515 spesies mamalia (12% dari jumlah mamalia di dunia), 1500 spesies burung, 600 spesies reptilia dan 270 spesies amfibi.

Selain itu, adanya keanekaragaman hayati yang berlimpah juga telah memberi warna tersendiri bagi perkembangan budaya nusantara dimana budaya-budaya yang tumbuh telah melukiskan dengan baik keadaan alam nusantara. Indonesia adalah Salah satu contoh yang baik dari kawasan yang kaya akan  keanekaragaman hayati, negara-negara lain ataupun kawasan-kawasan lain juga tak kalah menariknya dengan Indonesia terutama kawasan Asia Tenggara yang lain, India, Afrika dan kawasan Amerika Latin yang telah memberi corak kehidupan bagi planet bumi. Hal ini disebabkan oleh kawasan-kawasan tersebut mempunyai iklim yang sama yaitu tropis dan sebagian kecil subtropis dimana daerah tropis adalah daerah yang mempunyai kekayaan hayati tebesar dan sebagai penopang kehidupan semua makhluk hidup di planet bumi. Kawasan tropis identik dengan hutan rimba yang lebat, fauna-fauna yang eksotik, wilayah yang hangat sepanjang tahun, pemandangan alam yang menakjubkan dan budaya yang menawan.

Akhir-akhir ini, isu lingkungan terbesar adalah hilangnya keanekaragaman hayati terutama di negara-negara tropis yang mempunyai keanekaragaman hayati terbesar. Kerusakan dan hilangnya keanekaragaman hayati sudah mencapai tingkat yang membahayakan dengan perkiraan apabila penebangan hutan terjadi terus menerus maka sekitar 5 – 10 % spesies yang ada di dunia akan punah setiap sepuluh tahun sampai 30 tahun mendatang. Ada beberapa hal yang menjadi penyebab kerusakan keanekaragaman hayati di Indonesia dan dunia, yaitu adanya pembalakan liar, pembangunan besar-besaran/mega proyek seperti pembuatan jalan raya yang menembus hutan ataupun kawasan konservasi, pembangunan bendungan/waduk secara besar-besaran yang mengambil sebagian atau seluruh kawasan konservasi dan kegiatan pertambangan di kawasan konservasi atau taman nasional serta adanya perkebunan yang menggantikan heterogenitas tanaman hutan.

Selain itu, penyebab kerusakan keanekaragaman hayati yang tak kalah hebatnya adalah kepentingan ekonomi dimana terjadi peningkatan kegiatan industri yang selama ini cenderung tidak ramah lingkungan. Kegiatan ekonomi selama ini yang terjadi di Indonesia dan belahan dunia yang lain hanyalah bertujuan untuk mengejar keuntungan sebesar-besarnya dengan cara eksploitasi alam dan lingkungan melalui peningkatan industrialisasi. Adanya kemajuan teknologi untuk mendukung kegiatan ekonomi suatu negara kadangkala dapat menyebabkan eksploitasi alam mengalami peningkatan, misalnya adalah upaya untuk menggantikan keanekaragaman menjadi keseragaman dan monokultur pada sektor kehutanan, perikanan, pertanian dan peternakan melalui penerapan revolusi hijau dalam bidang pertanian, revolusi putih dalam bidang perusahaan peternakan (perusahaan susu) dan revolusi biru dalam bidang perikanan. 

Kerusakan sumberdaya hayati di planet bumi akan terus berlanjut apabila belum ada kesadaran dari semua pihak, baik masyarakat ataupun pemerintah sebagai pembuat kebijakan. Laju kerusakan alam pun akan semakin meningkat seiring dengan konsep antroposentrisme yang selama ini dipegangg teguh oleh sebagian besar umat manusia. Untuk menghentikan kerusakan alam ini setidaknya diperlukan semangat manusia-manusia yang punya idealisme tinggi untuk menuarakan hak-hak alam, atau dalam kata lain diperlukan semangat masyarakat dunia yang berpegang kepada konsep ekosentrisme.

Mari Peduli dengan Biodiversitas Indonesia

Negri khatulistiwa dengan hamparan rimba raya. Siapa yang peduli?, pemerintah atau rakyat?.
Di saat pemerintah hanya mengurusi urusan ekonomi yang tak kunjung membaik begitupun juga rakyat yang dijejali kebutuhan-kebutuhan hidup ambigu. Siapa yang akan peduli dengan alam, siapa pula yang akan menyelamatkan alam. Bukankah unsur negara itu hanya pemerintah, rakyat, dan wilayah. Apakah alam disuruh mengurusi sendiri?, bisa juga, sebenarnya memang bukankah alam sudah mengurus dirinya sendiri. Namun, tangan manusialah yang menambahnya, sehingga lebih susah untuk diurus sendiri oleh alam.

Pemerintah seharusnya mendorong mayoritas rakyatnya untuk mencintai alam. Mengapa mayoritas?, karenayang minoritas sudah dengan susah payah membantu alam untuk tetap lestari. Para kaum minoritas yang tertindas oleh mayoritas dan pemerintah. Pemerintah adalah pembuat kebijakan, kalau "kebijakannya" aja sudah menganaktirikan alam, apa jadinya alam Indonesia ini. Hutan akan dibabat habis diganti sawit, satwa liar punah pemerintah tidak mau tahu, dan bencana alam.

Indonesia sebuah negara megabiodiversity. Harusnya kita sebagai bangsa Indonesia, merasa bangga. Namun, bukan hanya sebatas bangga-bangga saja, minimal harus ikut upaya menjaga status megabiodiversity. Indonesia dikaruniai alam yang luar biasa menakjubkan, inilah modal negara kita diakui dunia sebagai negri yang indah dan indah. Apa jadinya jika kerusakan demi kerusakan terjadi, apakah nantinya Indonesia hanya dikenal sebagai negara terkorup di dunia?, entahlah.

Jumat, 06 Mei 2011

Bangsa Jawa Penakluk Dunia di Masa Lampau

Bangsa nusantara menaklukkan bangsa-bangsa di dunia?, hmm, kedengarannya seperti pertanyaan yang aneh dan mungkin orang-orang yang mendengarnya akan tertawa lantang. Yang terpikirkan di benak sebagian besar masyarakat (kususnya masyarakat Indonesia) mungkin adalah "mana mungkin bangsa ini mampu menaklukkan dunia, lha wong kompetisi sepak bola di regional asia tenggara aja seperti itu". Nampaknya memang seperti mengada-ada. Namun, jika mencermati relief-relief yang terukir di candi Cetho dan Penataran, mungkin pemikiran selama ini yang mengatakan "itu adalah hal yang mustahil meskipun di masa lampau" akan berubah menjadi kekaguman dan jangan salahkan ketika bergumam, "luar biasa, sebuah sejarah yang belum terungkap".

Candi Cetho yang terletak di gunung Lawu dan candi Penataran di Blitar mungkin merupakan candi yang masih menyimpan misteri dan menunggu untuk diungkap kemisteriusannya. Banyak blog yang mengulas tentang misteri dan keunikan dua candi ini. Unik dan misterius, sebab menceritakan tentang bangsa Jawa (nusantara) yang menaklukkan dunia. Betapa hebatnya nusantara kala itu, penaklukan yang kemudian disertai dengan pengangkatan bangsa Jawa sebagai pemimpin dunia. Mungkin cerita semacam itu bukan hanya terdapat di kedua candi yang lokasinya berjauhan tersebut. Kemungkinan masih banyak candi-candi yang menceritakan kisah bangsa jawa menaklukkan bangsa-bangsa di dunia. Sangat menarik untuk dikaji.

Sepertinya yang masih belum bisa terungkap adalah hubungan antara kebudayaan bangsa-bangsa di Amerika latin kala itu dengan kebudayaan Jawa. Karena benar-benar terdapat suatu kemiripan sarana budayanya, seperti bangunan candi. Betapa hebatnya sejarah masa lampau 

Betapa Menakjubkan, Indonesia

Betapa gagahnya sang garuda dan betapa indahnya alam Indonesia, bahkan sangat sangat jauh lebih indah dari yang pernah dibayangkan. Seperti iklan Djarum Super "Great Adventure Indonesia", nampaknya telah membuat pemirsa televisi bergeleng-geleng, mungkin mereka bergumam betapa indahnya negriku Indonesia. Satu bulan keliling Indonesia dari Sabang sampai Merauke mungkin merupakan hal yang lazim dan bisa dilakukan, namun selama satu bulan itu kemungkinan tidak atau belum bisa merasakan seluruh "energi" alam Indonesia yang luar biasa menakjubkan. Indonesia, sebuah negri yang membentang menjadi penghubung daratan Asia dan Australia merupakan negri yang sangat unik, dengan kekhasan budaya di setiap wilayahnya sehingga Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki bahasa lokal terbanyak dan kearifan-kearifan lokal yang luar biasa banyaknya, dimana tampaknya tidak ada satu negara pun di muka bumi ini yang mampu menirunya. Tidak hanya berhenti dalam masalah budaya saja, bentang alam Indonesia adalah bentang alam yang sangat hebat. Mulai dari pantai, dataran rendah, savana, dataran tinggi, sampai gunung es abadi. Rasa-rasanya butuh waktu lama untuk "menyelami" energi Indonesia.


"Luar biasa", mungkin itulah dua kata yang akan terlontar dari mulut tatkala melihat iklan "Great Adventure Indonesia" oleh Djarum Super. Iklan ini seharusnya mampu membangunkan kita yang sering tebuai melupakan betapa alam Indonesia sungguh kaya dan menakjubkan. Kita sering terbuai oleh mimpi-mimpi absurd modernitas yang berefek pada rusaknya tatanan budaya, kearifan lokal, nilai-nilai tradisi, dan bentang alam. Andai setiap warga negara Indonesia mempunyai kesempatan untuk menginjakkan kaki-kaki mereka di seluruh wilayah nusantara, mungkin Indonesia akan menjadi negara maju dengan balutan budaya-budaya lokal dan toleransi yang tinggi. Selain itu, iklan ini seharusnya menyadarkan kita warga negara Indonesia akan kerusakan-kerusakan alam dan lingkungan yang sedang terjadi, dalam skala besar. Mau jadi apa negara ini tanpa kekayaan alamnya?, seharusnya kita berpikir bahwa negri kita dikenal dunia lebih dikarenakan oleh keunikan dan kekhasan bentang alam dan budaya lokalnya. Tidak ada ceritanya negri ini dikenal masyarakat internasional dari industrinya.

Kamis, 05 Mei 2011

Analisis Ringan & Konyol: Dari Tanah Jawa Ke Seluruh Muka Bumi

Santos (2005) dalam bukunya tentang Atlantis menyebutkan bahwa nusantara (dalam hal ini merujuk pada tanah Jawa) pada masa lalu kemungkinan berkebudayaan sangat tinggi (berkebudayaan Atlantis, sebuah benua berkebudayaan tinggi yang hilang dan masih menjadi misteri dan perdebatan para ahli). Kemungkinan Jawa berkebudayaan tinggi dan menjadi "pembimbing" kebudayaan-kebudayaan dan peradaban-peradaban dunia tampaknya bisa terjadi. Betapa tidak, sebuah contoh tentang bentuk piramida di Mesir dan "candi" di Amerika Latin mempunyai kemiripan dengan bentuk dasar candi di Jawa, yaitu punden berundak. Punden berundak, sebuah sarana pemujaan kepada "Yang Menciptakan Kehidupan" nampaknya menjadi dasar terhadap sarana peradaban besar dunia, misalnya Mesir, Amerika Latin, Timur Tengah, IndoChina, Asia Timur, dan Asia Selatan. Punden berundak, sebuah mahakarya putra nusantara nampaknya telah "diekspor" ke berbagai belahan dunia. Entah bagaimana persebaran budaya besar ini, apakah melalui penaklukan atau dispora penduduk nusantara (Jawa) pada waktu itu. Apabila hal ini benar-benar terjadi, penaklukan wilayah ataupun diaspora nampaknya dapat dilihat betapa hebatnya bangsa Jawa ini, tetapi tampaknya belum terdapat bukti mengenai hal ini.

Logika konyol mengenai bagaimana nusantara (Jawa) adalah sumber (pusat) peradaban berkebudayaan tinggi, benar-benar terjadi diaspora bangsa Jawa ke seluruh penjuru dunia, mereka membawa budaya dan tradisi "Jawa" ke tempat tinggal baru mereka. sesampai di tempat tinggal baru, mereka harus beradaptasi dengan lingkungan atau kondisi alam tempat tinggal baru mereka, sehingga muncullah peradaban-peradaban dengan kebudayaan baru yang terkadang terlihat sebagai sesuatu yang berbeda dengan kebudayaan asli mereka (Jawa). Nampaknya peristiwa ini terjadi ribuan tahun lalu, sehingga dengan peradaban baru terlihat jauh berbeda dengan kebudayaan asalnya.

Apabila Jawa menjadi pusat peradaban dunia, atau katakanlah sebagai Atlantis, seharusnya terdapat suatu bukti yang cukup bahkan lebih mengenai hal itu. Bukti nampaknya sudah terlalu banyak. Pulau Jawa atau dikenal sebagai Pulau seribu candi sudah memberikan bukti itu. Betapa banyak candi yang sudah ditemukan di tanah Jawa, yang belum ditemukan pun kemungkinan masih banyak. Tanah jawa nampaknya masih merupakan kawasan yang misterius. Jika dianalisis secara konyol dengan melihat betapa seringnya warga atau tim arkeologi menemukan candi ataupun gugusan candi di tanah Jawa, nampaknya tanah Jawa ini disusun dari banyak gugusan candi.

Sekarang, bagaimana bisa candi tersebut menggambarkan peradaban berkebudayaan tinggi "Atlantis"?, lha wong, candi itu kan candi bercorak Hindhu dan Budha yang usianya tidak lebih dari 2000 tahun, kok bisa?, jawaban yang tepat berdasarkan analisis ringan dan konyol adalah dahulunya candi-candi yang ditemukan adalah dibangun oleh bangsa Jawa dengan kebudayaan dan agama aslinya yang jauh berbeda dengan agama-agama besar dunia saat ini, nampaknya kebudayaan dan agama asli inilah suatu peradaban tersendiri, suatu peradaban berkebudayaan tinggi alias Atlantis. Kembali lagi ke masalah candi, sepertinya candi yang dibangun oleh bangsa Jawa jauh ribuan tahun sebelum itu sebenarnya berisi kisah-kisah heroik ataupun kearifan-kearifan lokal Jawa (nusantara) ataupun kisah tingginya peradaban (misalnya dalam hal teknologi atau persebaran penduduknya). Namun, setelah masuknya agama Hindhu dan Budha (yang kemungkinan besar berasal dari kebudayaan Jawa pada masa lampau) terjadi sebuah sinkretisme dan akulturasi antara kebudayaan dan agama asli Jawa dengan kebudayaan dan agama Hindhu Budha. Dengan adanya sinkretisme dan akulturasi ini maka candi-candi yang asalnya dibangun oleh bangsa Jawa asli dibangun ulang dengan menambahkan ornamen-ornamen kebudayaan dan agama Hindhu-Budha. Akhirnya sulit untuk merekam bukti kebudayaan sebelum masa Hindhu-Budha di tanah Jawa.

Apabila bangsa Jawa adalah bangsa asal dari bangsa-bangsa di bumi ini maka seharusnya didapatkan suatu bukti ilmiah dari DNA. Entahlah, nampaknya penelitian akan hal ini kemungkinan belum bisa terwujud. Pembandingan harus didasarkan dari bagian-bagian DNA yang tidak mengalami mutasi dan tidak mengalami persilangan. Pemeriksaan harus dilaksanakan terhadap seluruh bangsa-bangsa di muka bumi yang mewarisi peradaban bangsa Jawa.