Sabtu, 07 Mei 2011

kisah kucing pincang buta sebelah mata dengan ekor hampir putus dan berwarna putih kuning kusam dan sangkar kusam dengan makhluk misterius

Dari kejauhan pun sudah terlihat kalau itu sebuah sangkar kawat, bukan sekedar sangkar kawat tetapi sangkar kawat dengan seekor makhluk hidup di dalam. berwarna coklat dan hitam, berparuh, dan bercakar.

"Makhluk apa di dalam sangkar itu", pikir seekor kucing pincang dan buta sebelah mata ketika melintas di dekat sang makhluk dalam sangkar.

hanya lengkingan yang muncul dari sangkar kusam itu. si kucing pun hanya diam terduduk tak jauh, kira-kira setengah meter dari sangkar misteri. duduk mengawasi gerak-gerik makhluk penghuni sangkar kusam dan berbau apek.

"hus, hus, hus. pergi sana kucing sialan", usiran seorang bapak berpeci berkumis tebal dan bersarung kotak-kotak yang sudah lusuh kepada si kucing pincang dan buta sebelah mata.
bapak berpeci, berkumis, bersarung motif kotak-kotak lusuh, berpakaian kemeja lusuh motif garis duduk di antara pot berisi pohon palem di sebuah trotoar pinggir terminal setelah berdiri untuk mengusir kucing pincang dan buta sebelah mata. bapak itu duduk sambil memegangi sangkar kusam apek berisi makhluk misterius. si kucing pun bandel, tidak sedikitpun beranjak dari tempatnya. si kucing pun hanya menggerak-gerakkan sedikit ekornya yang hampir putus, dan menolehkan sedikit kepalanya ke kanan.

"PRAKKK", bunyi sebuah sepatu pantofel hitam mengkilat menendang si kucing pincang buta sebelah mata dengan ekor hampir putus dan berwarna putih kuning kusam. sebuah tendangan yang keras karena si kucing terlempar hampir dua meter, sebuah tendangan yang menandakan si penendang adalah orang yang benci kucing, paling tidak benci kucing pincang buta sebelah mata dengan ekor hampir putus dan warna putih kuning kusam.

untung saja si kucing yang terlempar tidak terlindas truk, truk gandeng berisi besi melintas tepat tidak jauh dari kucing yang tertendang itu. sungguh malang, lama si kucing terdiam di tengah jalan hampir lima menit-an, tidak ada seorang pun yang menolong. bisa dipastikan orang-orang di sekitar terminal benci kucing, minimal benci pada kucing pincang buta sebelah mata dengan ekor hampir putus dan berwarna putih kuning kusam. tak berapa lama sebuah sepeda tua dengan bapak tua berjenggot putih, berambut putih, berkemeja putih dan bercelana putih melintas, rodanya yang masih baru melindas ekor si kucing pincang buta sebelah mata dengan ekor hampir putus dan berwarna putih kuning kusam. akhirnya selesai juga peran ekor si kucing, ekor berwarna putih kusam akhirnya benar-benar putus, tak berapa lama ekor itu pun gepeng karena dilindas lima buah bis, sepuluh sepeda motor, dan tiga truk gandeng yang memuat batu, dan dua truk gandeng bermuatan pasir.

seperti hilang suatu beban yang selama ini membebani, si kucing berjalan pincang dengan santainya mendekati sangkar kusam dengan makhluk misterius. duduk seperti tidak pernah terjadi apa-apa.

lengkingan an lengkingan membuat si kucing pincang buta sebelah mata dengan ekor putih yang baru saja putus dan berwarna putih kuning kusam mendekati si sangkar kusam dengan makhluk misterius.

bapak berpeci, berkumis, bersarung motif kotak-kotak lusuh, berpakaian kemeja lusuh motif garis yang duduk di antara pot berisi pohon palem di sebuah trotoar pinggir terminal sepertinya sudah tidak mau peduli dengan si kucing pincang buta sebelah mata dengan ekor putih yang baru saja putus dan berwarna putih kuning kusam. Dia menyalakan rokok sisa yang dipungut di samping kiri pot palem. Matanya terpejam, seolah-olah menikmati irama jalan raya dengan truk dan bis di dalamnya.

"o ini kan burung perkasa itu, kok bisa dikurung, lebih baik aku bisa tidak kuat tapi tidak dikurung", pikir si kucing pincang buta sebelah mata dengan ekor putih yang baru saja putus dan berwarna putih kuning kusam.

lengkingan demi lengkingan dengan mata sayu seperti memelas, membuat si kucing pincang buta sebelah mata dengan ekor putih yang baru saja putus dan berwarna putih kuning kusam merasa iba.

"kalau dilepas dia akan memakan tubuhku yang compang camping ini, ah tapi biarlah", pikir kucing pincang buta sebelah mata dengan ekor putih yang baru saja putus dan berwarna putih kuning kusam.

Tak berapa lama si kucing pincang buta sebelah mata dengan ekor putih yang baru saja putus dan berwarna putih kuning kusam, menggeser penahan pintu sangkar, si burung berparuh tajam berwarna coklat an hitam tampak garang. kepalanya menjulur keluar sangkar, si bapak berpeci, berkumis, bersarung motif kotak-kotak lusuh, berpakaian kemeja lusuh motif garis sedang tak sadarkan diri. si burung perkasa akhirnya mengeluarkan tubuhnya hampir semuanya, matanya yang tajam menatap kucing pincang buta sebelah mata dengan ekor putih yang baru saja putus dan berwarna putih kuning kusam. Si kucing menunggu ucapan terima kasih. Namun, si burung perkasa mematuk mata si kucing, akhirnya si kucing menjadi benar-benar buta dan si burung berhasil kabur.

Si kucing pincang buta kedua mata dengan ekor putih yang baru saja putus dan berwarna putih kuning kusam hanya bisa berdoa dalam hati kepada yang maha kuasa. Si burung perkasa akhirnya terbang bebas tetapi hanya berselang beberapa detik sebuah bus malam melaju kencang ke arah timur dan "PRAKKKKK", bulu-bulu coklat berhamburan di jalan raya, si burung perkasa terlontar sekitar lima meter dan sekarang benar-benar gepeng seperti ekor si kucing, karena dilindas sembilan bus, lima truk pengangkut pasir, lima truk barang elektronik, sembilan truk gandeng bermuatan besi, dan lima belas sepeda motor.

Melihat  kejadian yang tidak wajar itu, si bapak berpeci, berkumis, bersarung motif kotak-kotak lusuh, berpakaian kemeja lusuh motif garis menjadi naik pitam. Ditendanglah si kucing pincang buta kedua mata dengan ekor putih yang baru saja putus dan berwarna putih kuning kusam ke jalan raya yang sedang ramai-ramainya. dilindaslah si kucing pincang buta kedua mata dengan ekor putih yang baru saja putus dan berwarna putih kuning kusam oleh lima buah bus, tiga angkot, lima truk pasir, dan dua truk gandeng bermuatan besi. 

ditulis juga di dickywibowo87.multiply.com

1 komentar: