Selasa, 10 Mei 2011

kisah seekor kucing berwarna kuning di semua tubuhnya tidak ada warna selain kuning dan berkaki tiga dengan ekor menggantung tidak terlalu panjang

sekilas tidak terlihat kalau makhluk kuning yang ada di sebelah pohon mangga adalah makhluk yang biasa keluar masuk rumah. Pohon mangga yang tidak begitu tinggi dan tidak begitu rimbun di tengah coklatnya rerumputan dan petak-petak sawah nampaknya telah menjadi semacam tempat peraduan bagi makhluk kuning itu. Dia duduk, kadang berbaring, dan kadang berdiri dengan tiga kakinya tepat di sebelah kanan pohon mangga yang tidak begitu tinggi dan tidak begitu rimbun dan tepat di atas sebuah batu kali yang membulat. Seekor kucing berwarna kuning di semua tubuhnya tidak ada warna selain kuning dan berkaki tiga dengan ekor menggantung tidak terlalu panjang.

Tidak ada yang tahu sejak kapan kucing berwarna kuning di semua tubuhnya tidak ada warna selain kuning dan berkaki tiga dengan ekor menggantung tidak terlalu panjang. Tidak ada yang peduli dengan kucing itu, karena petak-petak sawah dengan pohon mangga yang tidak begitu tinggi dan tidak begitu rimbun sudah tidak pernah dijamah oleh kaki-kaki petani yang seharusnya menggarap sawah. Sejak kira-kira setahun yang lalu sawah itu dibiarkan dan tidak ada langkah-langkah kaki yang melewati pematang-pematang sawah lagi. Sejak saat itu, seekor kucing berwarna kuning di semua tubuhnya tidak ada warna selain kuning dan berkaki tiga dengan ekor menggantung tidak terlalu panjang mulai ada di di atas batu kali di sebelah kanan pohon mangga yang tidak begitu tinggi dan tidak begitu rimbun. Kaki tiga, tampaknya cocok untuk menamai seekor kucing berwarna kuning di semua tubuhnya tidak ada warna selain kuning dan berkaki tiga dengan ekor menggantung itu. Begitu orang-orang kampung memanggilnya ketika kucing itu turun ke kampung untuk mencari makan.

Kebiasaan yang tidak lazim bagi seekor kucing. Pagi, siang, sore, malam, panas, hujan, dan angin si kucing berwarna kuning di semua tubuhnya tidak ada warna selain kuning dan berkaki tiga dengan ekor menggantung itu tetap berdiam di sana. Dia hanya beranjak ketika lapar, bahkan orang-orang kampung pernah berujar kalau kucing berwarna kuning di semua tubuhnya tidak ada warna selain kuning dan berkaki tiga dengan ekor menggantung jarang sekali turun ke kampung. Nenek yang rumahnya tidak jauh dari pohon mangga yang tidak begitu tinggi dan tidak begitu rimbun di tengah sawah pernah berkata kalau kucing berwarna kuning di semua tubuhnya tidak ada warna selain kuning dan berkaki tiga dengan ekor menggantung sepertinya punya rasa untuk tidak mau merepotkan orang kampung, pasalnya dia sering makan buruannya, hanya serangga, tidak pernah berburu burung-burung kecil bersuara merdu.

Beberapa orang-orang kampung merasa iba dan sebagian lainnya merasa benci dengan kucing berwarna kuning di semua tubuhnya tidak ada warna selain kuning dan berkaki tiga dengan ekor menggantung. Tiga kakinya pun akibat ulah orang-orang kampung yang benci padanya. Dimulai ketika sekitar enam bulan lalu, seorang lelaki paruh baya yang tinggal di ujung jalan menuju sawah kering itu, dia begitu bencinya dengan kucing. Waktu itu, kucing berwarna kuning di semua tubuhnya tidak ada warna selain kuning dengan ekor menggantung masih mempunyai empat kaki, kisahnya berawal ketika si kucing mencuri sepotong ikan asin dari rumah lelaki paruh baya yang tinggal di ujung jalan menuju sawah kering itu. Melihat kelakuan kucing itu, lelaki aruh baya itu marah dan menendang kucing malang. Si kucing berwarna kuning di semua tubuhnya tidak ada warna selain kuning dengan ekor menggantung terlempar sejauh dua meter ke tengah jalan. Tak berapa lama sebuah mobil sedan melintas dan melindas kaki depan kucing sampai putus. Tak hanya itu, perlakuan orang-orang kampung yang benci kepadanya, pernah suatu ketika si kucing berwarna kuning di semua tubuhnya tidak ada warna selain kuning dan berkaki tiga dengan ekor menggantung tidak terlalu panjang hampir dibakar massa orang-orang kampung. Tendangan, cacian, dan makian pun nampaknya sudah menjadi makanan sehari-hari si kucing berwarna kuning di semua tubuhnya tidak ada warna selain kuning dan berkaki tiga dengan ekor menggantung ketika dia pergi ke kampung dan menjumpai orang-orang kampung yang benci padanya.

Nampaknya sejak kejadian itu, si kucing berwarna kuning di semua tubuhnya tidak ada warna selain kuning dan berkaki tiga dengan ekor menggantung tidak terlalu panjang tidak percaya lagi pada orang-orang kampung. Meskipun beberapa orang kampung yang iba terhadapnya pernah mengambilnya dan menyediakan tempat tinggal yang nyaman, tetap saja si kucing berwarna kuning di semua tubuhnya tidak ada warna selain kuning dan berkaki tiga dengan ekor menggantung tidak terlalu panjang lebih memilih tinggal di sebelah kanan pohon mangga yang tidak begitu tinggi dan tidak begitu rimbun dan tepat di atas sebuah batu kali yang membulat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar