Rabu, 11 Mei 2011

Kisah Seekor kucing betina berwarna hitam putih dengan kedua daun telinga sobek dan bekas luka bakar di punggungnya dengan ekor menggulung

Setiap orang yang pernah berkunjung ke pasar jati pasti mengenal tempat sampah di samping kiri pintu gerbang pasar. Warnanya yang krem kusam sangat padu dengan warna gerbang pasar jati. Tempat sampah itu cukup besar, mungkin seukuran bak truk, dengan panjang, lebar dan tinggi yang sama tentunya. Sudah dua tahun tempat sampah itu menghuni depan pasar jati, namun tidak ada seorang pun yang tahu alasan pemda setempat membangun tempat sampah di depan pasar, tepatnya di sebelah kiri pasar, bahkan pemilik toko "bagus" yang berlokasi tepat di sebelah kiri tempat sampah krem juga tidak tahu menahu. Mungkin tak lazim penempatan sebuah tempat sampah besar di depan pasar dekat tempat keluar masuknya masyarakat kota, tetapi tidak untuk para kucing jalanan.

Tempat sampah krem kusam yang terbuat dari besi dengan karat di hampir semua sisi menjadi tempat favorit bagi kucing-kucing jalanan terlantar dan yang sengaja ditelantarkan. Kira-kira hidup sembilan belas ekor kucing. Dengan rincian sembilan ekor jantan dan sepuluh ekor betina. Tidak hanya itu, sebenarnya di pasar jati hidup lebih dari sembilan belas ekor kucing, mereka lebih banyak tersebar di dalam pasar dan di belakang sebelah kanan pasar yang juga terdapat tempat sampah seperti di depan pasar sebelah kiri pintu gerbang pasar. Dari sembilan ekor kucing betina, nampaknya terdapat seekor kucing yang sebentar lagi memberikan generasi penerus penghuni pasar jati. Seekor kucing betina berwarna hitam putih dengan kedua daun telinga sobek dan bekas luka bakar di punggungnya dengan ekor menggulung.

Nampaknya kucing betina berwarna hitam putih dengan kedua daun telinga sobek dan bekas luka bakar di punggungnya dengan ekor menggulung pernah punya nasib malang di masa lalunya, begitu yang pernah dituturkan kakek nenek yang setiap malam tidur di teras toko "bagus". Kakek nenek yang tidak pernah diketahui namanya itu pernah berujar bahwa si kucing betina berwarna hitam putih dengan kedua daun telinga sobek dan bekas luka bakar di punggungnya dengan ekor menggulung baru menghuni depan pasar sejak sekitar lima bulan yang lalu. Kucing betina berwarna hitam putih dengan kedua daun telinga sobek dan bekas luka bakar di punggungnya dengan ekor menggulung ketika itu datang dengan luka-luka di sekujur tubuhnya. Tidak jelas apakah itu luka bakar atau luka-luka biasa. Sekarang kucing betina berwarna hitam putih dengan kedua daun telinga sobek dan bekas luka bakar di punggungnya dengan ekor menggulung menghuni di belakang kanan tempat sampah yang terlihat hampir menyatu dengan dinding tembok pasar jati. Apabila kakek nenek berteduh di teras toko "bagus", kucing betina berwarna hitam putih dengan kedua daun telinga sobek dan bekas luka bakar di punggungnya dengan ekor menggulung itu sering menemaninya, tidur di antara kakek nenek yang tak pernah diketahui namanya itu. Tak hanya kucing betina berwarna hitam putih dengan kedua daun telinga sobek dan bekas luka bakar di punggungnya dengan ekor menggulung yang menemani kakek nenek yang tak pernah diketahui namanya itu, sekitar dua kucing jantan berwarna kuning dan seekor kucing betina berwarna hitam juga ikut menghangatkan tidur si kakek nenek di kala malam.

Namun, sekarang si kucing betina berwarna hitam putih dengan kedua daun telinga sobek dan bekas luka bakar di punggungnya dengan ekor menggulung jarang menemani si kakek nenek yang tak pernah diketahui namanya apabila pasangan itu berteduh ketika malam. Pasangan itu pun berkata kalau sudah hampir dua minggu ini si kucing betina berwarna hitam putih dengan kedua daun telinga sobek dan bekas luka bakar di punggungnya dengan ekor menggulung tidak pernah kelihatan lama. Dia hanya terlihat sekilas dengan perut yang semakin menggembung, jika dipanggil pun tidak segera datang ke arah pemanggil. Menurut pasangan yang tak pernah diketahui namanya itu, dari sembilan belas kucing yang dikenalnya di sekitar tempat sampah krem kusam di samping kiri gerbang pasar jati, hanya si kucing betina berwarna hitam putih dengan kedua daun telinga sobek dan bekas luka bakar di punggungnya dengan ekor menggulung yang sedang mempunyai perilaku tidak biasanya.

Sepertinya si kucing betina berwarna hitam putih dengan kedua daun telinga sobek dan bekas luka bakar di punggungnya dengan ekor menggulung mempunyai ketakutan yang amat sangat kepada orang-orang di siang hari. Dia hampir-hampir tidak perbah menampakkan diri ketika matahari terbit sampai terbenam. Kalau tidak salah, si kucing betina berwarna hitam putih dengan kedua daun telinga sobek dan bekas luka bakar di punggungnya dengan ekor menggulung seringkali menerima perlakuan yang tidak wajar dari orang-orang di pasar jati, terutama pedagang-pedagang ikan yang ada di samping kanan pasar jati. Sekitar tiga atau dua bulan lalu, si kucing betina berwarna hitam putih dengan kedua daun telinga sobek dan bekas luka bakar di punggungnya dengan ekor menggulung hampir disembelih pedagang kios ikan sebelah depan dekat pintu masuk ke kawasan pedagang ikan gara-gara mencuri sebuah ikan kering, yang sebenarnya sudah tidak akan laku lagi dijual. Tidak hanya itu, si betina berwarna hitam putih dengan kedua daun telinga sobek dan bekas luka bakar di punggungnya dengan ekor menggulung sering sekali mendapat tendangan atau pukulan yang sepertinya tidak lazim bagi seekor makhluk yang beratnya tidak sampai empat kilogram, bahkan kejadian setiap saat ketika si betina berwarna hitam putih dengan kedua daun telinga sobek dan bekas luka bakar di punggungnya dengan ekor menggulung menampakkan diri.

Si betina berwarna hitam putih dengan kedua daun telinga sobek dan bekas luka bakar di punggungnya dengan ekor menggulung nampaknya hanya percaya kepada pasangan kakek nenek yang tidak pernah diketahui namanya yang hampir setiap malam berteduh di teras toko "bagus". Namun, dua hari ini, pasangan tersebut tidak pernah lagi menampakkan batang hidungnya, dua ekor kucing jantan berwarna kuning dan satu ekor kucing betina berwarna hitam dan seekor kucing betina berwarna hitam putih dengan kedua daun telinga sobek dan bekas luka bakar di punggungnya dengan ekor menggulung sepertinya resah menunggu kedatangan pasangan yang tak pernah diketahui namanya. Mereka tidak bisa bertanya kepada orang-orang sekitar, karena mereka memang tidak bisa bicara, hanya mengeong yang mereka bisa.

Kabar pun berembus, beberapa orang pedagang buah di ujung kanan pasar jati dekat dengan kawasan pedagang ikan saling bercerita bahwa pasangan kakek nenek yang tidak pernah diketahui namanya yang hampir setiap malam berteduh di teras toko "bagus" telah tewas tertabrak bus malam di jalan raya yang tidak begitu jauh dari pasar jati. Namun, beberapa pedagang jajanan pasar di dalam pasar jati kembang yang letaknya tidak jauh dari gerbang pasar saling bercerita bahwa pasangan tersebut telah bertemu anaknya yang sudah sukses dan sekarang pasangan tersebut dibawa anaknya ke rumahnya yang mewah di ibukota. Entah cerita siapa yang benar, keempat ekor kucing tetap menunggu kehadiran pasangan kakek nenek yang tidak pernah diketahui namanya itu. Terlebih bagi si kucing kucing betina berwarna hitam putih dengan kedua daun telinga sobek dan bekas luka bakar di punggungnya dengan ekor menggulung, dia ingin mengabarkan kegembiraan kepada kakek nenek yang tidak pernah diketahui namanya itu. Kegembiraan akan datangnya generasi baru penghuni tempat sampah krem samping kiri gerbang pasar jati.

Seminggu sudah berlalu, pasangan kakek nenek yang tidak pernah diketahui namanya pun tidak kunjung datang tiap malam. Empat ekor kucing nampaknya benar-benar mengalami keresahan. Apalagi si kucing kucing betina berwarna hitam putih dengan kedua daun telinga sobek dan bekas luka bakar di punggungnya dengan ekor menggulung yang sebentar lagi mencetak generasi baru, mungkin beberapa jam lagi generasi baru itu akan muncul. Di belakang kanan tempat sampah krem kusam itu dengan alas beberapa tumpukan koran seminggu lalu, kertas-kertas bekas ujian anak-anak SD, dan beberapa kain kumal, si kucing betina berwarna hitam putih dengan kedua daun telinga sobek dan bekas luka bakar di punggungnya dengan ekor menggulung sedang mempertahankan hidupnya demi titipan Sang Pencipta. Tak lama berselang, empat ekor anak kucing pun muncul, namun dua ekor terlihat tidak lagi bergerak dan dua ekor lagi masih bergerak. Si kucing betina berwarna hitam putih dengan kedua daun telinga sobek dan bekas luka bakar di punggungnya dengan ekor menggulung yang sekarang menjadi induk menjilati keempat anak generasi baru dari sisa-sisa kelahiran. Nampaknya, perstiwa ini pun tak lazim, si induk kucing betina berwarna hitam putih dengan kedua daun telinga sobek dan bekas luka bakar di punggungnya dengan ekor menggulung seperti tidak punya kekuatan lagi untuk membersihkan sisa-sisa kelahiran. Dia hanya berbaring dan kadang terlihat seperti meronta kesakitan.

Sungguh malang si kucing betina berwarna hitam putih dengan kedua daun telinga sobek dan bekas luka bakar di punggungnya dengan ekor menggulung tak berapa lama malaikat maut pun menjemputnya. Dia meninggalkan empat ekor keturunan dengan dua ekor mati dan dua ekor hidup. Dua ekor yang hidup masing-masing berwarna kuning putih dan hitam putih. Malangnya, dua ekor yang masih hidup itu pun ternyata dikaruniai kekurangan fisik, dua-duanya hanya mempunyai tiga kaki, satu ekor hanya mempunyai satu kaki depan dan satunya lagi hanya mempunyai satu kaki belakang. Tidak ada yang tahu kejadian di belakang kanan tempat sampah samping kiri gerbang pasar jati, paling tidak sampai bau menyengat mengganggu orang-orang yang lewat di sekitar tempat sampah krem kusam samping kiri gerbang pasar jati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar