Sabtu, 14 Mei 2011

satu bumi

inilah bumi kita kawan, hanya satu
sungguh hanya satu
wajahnya cantik perawan desa
belantara karsa telah menghempas raga raga bumi
menghentak manisnya wajah wajah suci, sungguh absurd
tak kenal tapak tapak bayi
tak sudi tatapan liar mata mata rimba
antara darah dan harta tak ada beda
hanya kelakar dan metafora tak berakal
menari, menyanyi, tertawa mengumpat birunya langit, sunyinya malam
biarlah bayonet tua yang bicara
biarlah celepuk berkicau di tengah siang
tanah ini, laut ini, rimba ini hanya butuh seonggok jasad jasad putih, tapi dua lebih baik dari satu
tidak perlu rangkaian ayat
tidak butuh theis dan atheis
tidak usah hiperbola nafsu
lebur membiru yang kita inginkan
menyatu dalam lingkaran kehidupan
satu bumi butuh kedamaian, harmoni dan rasa
sebuah asa satu bumi, mukti dalam damai

bogor, 4 november 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar