Sabtu, 14 Mei 2011

Medik Konservasi dan Upaya Penyelamatan Ekosistem


Isu lingkungan saat ini sedang menempati porsi besar dalam isu-isu dunia, salah satunya adalah masalah kelestarian sumber daya alam hayati dan lingkungan hidup. Masalah ini tidak bisa dilepaskan begitu saja dari  konservasi sumber daya alam hayati dan kesehatan lingkungan. Konservasi sumber daya alam hayati dengan tiga prinsipnya telah diatur di dalam UU No. 5 Tahun 1990 tentang Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Saat ini, konservasi saja tidak cukup untuk menyelamatkan sumber daya alam hayati planet bumi, karena dengan berkembangnya jaman, terdapat semakin banyak singgungan-singgungan antara manusia dan hidupan liar. Singgungan ini mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kelesarian sumber daya alam hayati dan lingkungan, karena banyak penyakit yang muncul dari singgungan yang terjadi. Penyakit ini merupakan ancaman terhadap manusia dan hidupan liar, sehingga bisa dikatakan merupakan ancaman terhadap keberlangsungan ekosistem bumi.

Dengan melihat kondisi seperti di atas, maka kegiatan konservasi perlu ditunjang oleh ilmu medis, sehingga muncul yang saat ini dinamakan medik konservasi atau conservation medicine. medik konservasi yaitu suatu bidang baru yang memfokuskan pada interseksi dari Lingkungan, manusia dan non-manusia sebagai inang dan patogen (www.conservationmedicine.org). sedangkan menurut Deem et al., medik konservasi merupakan ilmu subkhusus yang merupakan bagian dari biologi konservasi melalui penerapan ilmu-ilmu medik terhadap konservasi satwa liar dan ekosistem. Medik konservasi ini pun mempunyai pelaku yang luas, dari dokter hewan, dokter, ahli konservasi, ahli lingkungan, ahli satwa liar, dan ahli-ahli lainnya. Di Indonesia, medik konservasi pun sudah masuk di dalam UU No. 18 tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan. Di dalam UU ini dikatakan bahwa medik konservasi adalah penerapan medik veteriner dalam penyelenggaraan kesehatan hewan di bidang konservasi satwa liar. Adanya ilmu baru tentang medik konservasi diharapkan dapat membantu upaya penyelamatan keanekaragaman hayati dan lingkungan hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar